Intan Jaya, DogiyaiPos — Komando Nasional (Komnas ) Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) menyatakan bahwa Oner Mirip, pemuda yang ditembak mati oleh aparat militer Indonesia di Pos Titigi, Distrik Sugapa, Intan Jaya, adalah warga sipil, bukan bagian dari pasukan TPNPB sebagaimana dituduhkan.
Dalam siaran pers resmi yang dirilis Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB pada Jumat malam (18/7), disebutkan bahwa korban ditembak pada Kamis, 17 Juli 2025 sekitar pukul 19.00 WIT hanya karena mengenakan baju bercorak bendera Bintang Fajar dan PNG yang memuat gambar peta Papua. Aparat militer Indonesia disebut langsung menuduh korban sebagai anggota TPNPB dan menembaknya tanpa komunikasi atau peringatan.
Mayor Aibon Kogoya, Komandan Batalion Dula TPNPB, dalam laporan dari medan, menegaskan bahwa Oner bukan bagian dari pasukannya.
“Yang benar adalah korban adalah warga sipil yang masih berstatus pelajar di Intan Jaya, sehingga tuduhan yang dikeluarkan oleh aparat militer Indonesia… adalah tidak benar,” tegas Mayor Aibon melalui rilis pers Komnas TPNPB.

Sementara itu, Brigadir Jenderal Undius Kogoya, Panglima Kodap VIII Intan Jaya, juga membantah tuduhan tersebut dan menilai insiden ini sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.
“Korban adalah warga sipil biasa yang ditembak mati oleh militer Indonesia di Sugapa. Sehingga aksi penembakan ini… sebagai bentuk kejahatan kemanusiaan terhadap warga sipil,” tegas Brigjen Undius.
TPNPB menegaskan bahwa Oner Mirip tidak membawa senjata dan tidak melakukan ancaman apa pun terhadap aparat di Pos Militer Titigi. Menurut mereka, tindakan aparat yang secara sepihak menuduh dan menembak mati warga sipil adalah pola kekerasan yang terus berulang di Papua.
Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB juga menyampaikan kecaman terhadap Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Mereka menilai janji penyelesaian masalah HAM di Papua hanya bersifat retorik dan tidak terbukti di lapangan.
“Kebijakan Presiden Prabowo Subianto… hanyalah sebuah perkataan dan pembohongan publik untuk meredahkan isu HAM… namun aksi penembakan terhadap warga sipil terus dilakukan oleh militer pemerintah Indonesia tanpa adanya rasa kemanusiaan,” tulis Komnas TPNPB melalui rilis persnya.
Lebih jauh, TPNPB menyatakan bahwa penembakan terhadap Oner Mirip merupakan bagian dari upaya teror terhadap masyarakat sipil agar eksploitasi sumber daya alam di wilayah Blok B Wabu, Intan Jaya dapat dilancarkan tanpa perlawanan. Mereka memperingatkan bahwa pihak-pihak yang terlibat atau mendukung eksploitasi tersebut akan dianggap sebagai musuh.
Siaran pers ini disampaikan oleh Juru Bicara TPNPB, Sebby Sambom, dan dinyatakan sebagai sikap resmi oleh jajaran pimpinan TPNPB-OPM, termasuk Panglima Tinggi Jenderal Goliat Tabuni, Wakil Panglima Letjen Melkisedek Awom, Kepala Staf Umum Mayjen Terianus Satto, dan Komandan Operasi Umum Mayjen Lekagak Telenggen. (BT/Admin)