Pemda Dogiyai Letakkan Batu Pertama Pembangunan Gedung SMP YPPK St. Fransiskus Asisi Moanemani

Daerah, Pendidikan22 Dilihat

Moanemani, DogiyaiPos — Pemerintah kabupaten Dogiyai, dalam hal ini, Bupati Dogiyai, Yudas Tebai, didampingi wakilnya, Yuliten Anouw, secara resmi meletakkan batu pertama pembangunan gedung baru SMP YPPK St. Fransiskus Asisi Moanemani dalam sebuah upacara adat dan seremoni yang berlangsung pada Kamis pagi, pukul 10.00 WIT.

Acara yang disiarkan oleh Humas Pemda Dogiyai ini diselenggarakan di halaman sekolah yang terletak di Kampung Ekemanida, Distrik Kamuu, dan turut dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan David Goo, Ketua PSW YPPK Keuskupan Timika wilayah Dogiyai, Pastor Benny Magai, beberapa kepala OPD, tokoh agama, guru-guru, pelajar, serta masyarakat sekitar.

Peletakan batu pertama ini menandai dimulainya pembangunan gedung sekolah tiga lantai yang dirancang untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan di Dogiyai. Dalam sambutannya, Bupati Yudas Tebai menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur pendidikan sebagai landasan menuju “Dogiyai Cerdas”.

“Gedung ini akan menjadi ruang belajar bagi anak-anak dari sepuluh distrik di Dogiyai. Kami ingin pastikan bahwa pendidikan yang layak dan bermutu hadir sampai ke akar,” ujar Bupati Yudas dalam sambutannya.

Sementara itu, Wakil Bupati Dogiyai Yuliten Anouw menekankan bahwa bagi pemerintah daerah, pembangunan pendidikan adalah aspek terpenting.

Membangun pendidikan adalah membangun masa depan, aspek terpenting bagi Dogiyai ke depan,” katanya dalam sambutannya.

Seremoni tersebut diawali dengan doa dan dilanjutkan dengan prosesi adat berupa pemanahan  babi sebagai bentuk penghormatan kepada pemilik hak ulayat dan simbol restu budaya. Setelah itu, Bupati dan Wakil Bupati bersama para pimpinan OPD melakukan peletakan batu pertama secara simbolis.

Pastor Benny, dalam pernyataannya, menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Dogiyai atas dukungan nyata terhadap pendidikan Katolik di wilayah tersebut. “Ini bukan sekadar pembangunan fisik, tapi juga pembangunan martabat manusia dan masa depan anak-anak Papua,” ujarnya.

Pemerintah juga menyampaikan bahwa pembangunan gedung ini akan segera diikuti dengan perbaikan fasilitas asrama siswa dan sarana pendukung lainnya. Diharapkan, pembangunan dapat dimulai sepenuhnya pada awal tahun 2026 setelah proses teknis dan anggaran rampung.

Anggota DPRD Kabupaten Dogiyai, Yohanes Kuayo, yang dihubungi secara terpisah, mengapresiasi usaha pemerintah dalam bidang pendidikan. Tetapi Kuayo juga mengingatkan bahwa di pelosok Dogiyai, masih banyak terdapat sekolah yang perlu mendapatkan perhatian serius pemerintah.

“Saya apresiasi Pemda perhatikan SMP YPPK St. Fransiskus Moane. Ke depan SMP ini bisa jadi sentra pendidikan Dogiyai. Tapi itu sekolah di tengah kota. Tiga distrik terjauh dari pusat kabupaten Dogiyai, yaitu Di distrik Piyaiye, Sukikai Selatan, Mapia Barat, sekolah-sekolah juga di sana ada, baik itu TK PAUD, SD, SMP. Sekolah-sekolah di sana semua belum jalan normal. Guru juga kadang masuk kadang tidak. Fasilitas pendidikan kurang. Itu yang terjadi. Jadi, mohon Pemda Dogiyai perhatikan mereka juga,” ajak Kuayo.

Menurut Kuayo, selain membangun sekolah model dan pusat pendidikan tingkat kabupaten, pemerataan pembangunan pendidikan menjadi kata kunci lain yang penting diperhatikan. “Tidak semua siswa berkesempatan mengenyam pendidikan di pusat kota Moanemani. Maka pemerataan pembangunan aspek pendidikan perlu diperhatikan,” harap anggota DPR Dogiyai dari Partai Perindo ini. (BT/Admin)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *