Oleh, Yusuf Dogomo )*
(Ini adalah bagian ke-3 dari satu tulisan panjang. Disarankan agar Anda membaca dulu tulisan bagian 1 di sini [KLIK], dan tulisan bagian 2 di sini [KLIK].)
Teologi Keselamatan dalam Konteks Kristologi Mee
Koheidaba ini hadir melalui satu keluarga miskin yang hidup di Meuwodide. Ia hadir melalui seorang mama tua yang namanya adalah Kibiwo. Kibiwo adalah seorang perempuan tua yang hidup di daerah pedesaan Meuwodide di Paniai. Kehadirannya mendatangkan berkat bagi semua manusia di Suku Mee. Tidak hanya untuk keluarga Kibiwo. Tetapi, kehadirannya membawa keselamatan bagi semua. Maka, dari dalam diri Koheidaba mengalirlah sumber kehidupan, nilai-nilai, norma-norma, moral, etika dan hukum kasih yang kemudian berlaku dalam tradisi hidup kebudayaan orang Mee. Sehingga, manusia Mee masih melangsungkan kehidupannya. Maka, manusia Mee terus hidup. Kehadiran keheidaba ini sebagai satu bentuk penggenapan harapan yang sudah dinanti-natikan oleh orang Mee di Meuwodide. Jadi, dalam hal ini, dapat dikontekskan dalam konteks Kristen Katolik tentang kelahiran Yesus Kristus melalui Maria dan Yusuf seorang tukang kayu itu. Yesus itu lahir melalui keluarga yang paling sederhana yang berasal dari daerah peedesaan Galelea yang terpencil atau dari kota kecil Galelea. Kehadiran Yesus kemudian menjadi sebuah berkat bagi semua orang di dunia.
Berhubungan dengan hal ini maka, dalam kebudayaan tradisional suku Mee telah mengenal tokoh yang membawah keselamatan bagi suku Mee. Tokoh yang membawah keselamatan yang di kenal oleh suku Mee adalah Koheidaba. Koheidaba yang diyakini oleh orang Mee adalah Dia yang benar-benar membawah keselamatan dalam kehidupan mereka. Ia hadir sebagai tokoh pembebas yang telah hadir membebaskan kehidupan masyarakat Mee dari keterpurukan, kelaparan, kematian yang merajalela di dalam kehidupan mereka. Sehingga, hal ini dapat dikerelasikan dengan konteks kehadiran Yesus yang hadir di dunia dengan misis untuk memberikan keselamatan bagi umat beriman Kristinai. Kehadiran Kristus inilah yang menjadi jaminan kehidupan bagi yang mengimaninya.
Oleh karena, kehadiran juga merupakan seorang yang membawa kepenuhan harapan akan keselamatan bagi orang Mee di Meuwodide. Keselamatan harapan akan yang masa lalu itu terpenuhi, kini disini dan untuk keselamtan masa depan. Maka, tokoh pembebas yang membawah keselamatan bagi orang Mee yang dikenal mereka adalah Koheidaba. Sebab, jauh sebelum orang Mee berkontak dengan agama lain di dunia ini mereka sudah hidup bersama dengan Koheidaba yang adalah satu-satunya penyelamat yang ada dalam kehidupan masyarakat Me di Meuwodide. Jadi, Koheidaba bagi orang Mee di Weuwodide adalah penyelamat manusia. Sebab, kehadirannya merupakan satu bentuk yang memang benar-benar membawa keselamatan.
Kesimpulan
Ugatame merupakan konsep yang berkembang dalam kebudayaan agama tradisional suku Mee tentang kepercayaan akan pencipta. Kepercayaan terhadap pencipta bahwa Ugatame adalah Sang Pencipta yang diyakini oleh suku Mee. Ugatame adalah pencipta manusia berserta segalah isinya yang diyakini suku Mee bahwa pencipta yang manusia Mee kenal adalah Ugatame. Sebab, Ugatame yang diyakini oleh suku Mee merupakan benar-benar Tuhan pencipta yang mengajarkan nilai-nilai kehidupan melalui buku kehidupan (Touyemana). Touyemana merupakan ajaran kehidupan yang bersumber dari Tuhan yang adalah pencipta. Maka, Tuhan yang diyakini manusia Mee sudah terlebih dahulu mengadakan segalah sesuatu dan segalah sesuatu itu dihayatinya sebagai bagian dari kehidupan manusia Mee.
Penciptaan yang dikisahkan di dalam Kitab Suci Perjanjian Lama dalam kitab Kejadian merupakan sebuah kisah yang merupakan keyakinan sekelompok orang di bangsa Yahudi yang kemudian disebarluaskan sebagai ajaran yang dijadikan untuk pegangan dalam kehidupan umat manusia di dunia yang meyakini-Nya. Sehingga, kemudian ajaran yang disebarluaskan ini menjadi ajaran universal yang diyakini bersama. Namun, ajaran Kekristenan ini melebur masuk dalam setiap budaya yang ada di dunia bukan untuk meniadakan melainkan untuk menyempurnakan kepercayaan yang berkembang dalam kebudayaan tradisional suku masing-masing. Oleh karena itu diberikan penegasan kembali bahwa Ugatame yang adalah pencipta yang di yakini dalam kebudayaan suku Mee sudah ada dan sudah terserap lama dalam diri setiap orang sehingga kepercayaan akan Ugatame tetap dan turus bertumbuh subur dari hari-ke hari.
SELESAI.
Yusuf Dogomo adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Fajar Timur Abepura, Jayapura.
———————-
Daftar Rujukan:
Kayame Yohanes. 2019. Yesus Menurut Orang Papua. Tesis Program Magister Teologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Petege Yohanes. 2022. Mengenal Jati Diri Dan Eksistensinya Mee. Madza Media: IKKAPI.
Mote Mamfred, S. Fil. 2013. Touye Pegangan Hidup Bersama. Jakarta Barat: Grogol.
Suryawan Ngurah. 2016. Diantara Ugatame Dan Injil: Transformasi Teologi-Teologi Pribumi Di Tanah Papua.
Hubard D. 2019. Taurat Perjanjian Lama 1. Anggota IKAPI: Jakarta.
Yumai M. 2015. Struktur Cerita Rakyat Dalam Kehidupan Masyarakat Suku Mee. Beta: Yogyakarta.